IHT biasanya di isi dengan
pembahasan materi yang bersifat formal, hal berbeda dilakukan pada In House
training kali ini yang berfokus pada training peningkatan kualitas kepribadian
guru melalui Teacher Quality Improvement atau disingkat TQI dengan istruktur
dari Titian Foundation. Sesuai dengan tema pelatihan yang berorientasi pada
perbaikan kualitas kepribadian guru dalam mengajar.
Selama ini yang penulis
ketahui tentang pelatihan guru baik itu yang namanya IHT, workshop, Diklat
maupun Bimbingan Teknis (Bimtek) baik tingkat lokal, tingkat kabupaten/kota,
tingkat provinsi maupun tingkat nasional biasanya hampir semuanya yang dibahas berupa
materi bersifat rutin yang tidak jauh dengan segala urusan yang menyangkut
teknis pekerjaan guru sehari-hari.
Pekerjaan teknis yang diantaranya menyangkut
penyusunan administrasi guru dari kajian silabus, penyusunan RPP, penyusunan
kisi-kisi soal, pembuatan bahan ajar dan media pembelajaran atau kaitan dengan
kegiatan MGMP.
Apa
dan Siapa Titian Foundation?
Sebelum membahas apa itu pelatihan
total quality improvement bersama Titian foundation. Kita coba cari tahu dahulu
apa dan siapa Titian Foundation. Menurut informasi yang ada di website resmi
titian foundation, yaitu id.titianfoundation.org : yayasan ini didirikan pada
tahun 2006 oleh Lily kasoem, yayasan ini dikelola secara profesional oleh
relawan dengan fokus membantu masyarakat Indonesia yang kurang beruntung
melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan dan keahlian.
Yayasan ini dipimpin
oleh Lyli Kasoem mantan CEO PT Lily kasoem optikal, dan salah satu anggota
dewan pembina Titian Foundation yaitu Prof. Dr. Djamaludin Ancok, PhD. Yang
merupakan Profesor psikologi di universitas Gunadarma dan beliau juga mengajar
di fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Gajah Mada.
Training
Hari Pertama : Komitmen Profesi
Di
hari pertama pada sesi 1 ground rules peserta
diminta membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang, keempat orang tersebut
saling mencatat nama temannya, nama panggilan, hobi dan julukan masing-masing.
Julukan muncul berdasarkan penilaian kebiasaan antar teman. Kemudian setelah
batas waktu yang ditentukan habis salah seorang dari anggota kelompok maju
kedepan mewakili tema-temannya
mempresentasikan di depan seluruh peserta hasil pengamatan antar anggota
kelompok.
Cukup kocak juga dalam sesi ini paparan meluncur dengan penuh
keakraban dan canda. Makna dari sesi ini adalah untuk mengenali diri
masing-masing dan mengenali temannya masing-masing, kalau pada keadaan normal
ketika kerja hal itu sulit untuk dilakukan dan pasti ada rasa canggung. Hal ini
membuahkan perasaan mendalam bahwa ternyata sebelum mengenali dan menilai orang
lain perlu kiranya mengenali diri sendiri kemudian mengenali orang lain
sehingga muncul perasaan saling menghargai dan tidak membeda-bedakan orang
berdasarkan penilaian subyektif yang tidak berdasar.
Setelah coffe-break adalah sesi 2
dimana permaianan dengan menirukan cicak dan nyamuk, pada sesi ini semuanya
berdiri membentuk lingkaran dengan tangan saling bertautan dimana tangan kiri
di rentangkan ke kiri dengan teleunjuk berada diatas telapak tangan kanan
temannya yang dalam keadaan terbuka. Semuannya dalam posisi yang sama sambil
menyanyikan lagu cicak cicak di dinding, ketika syair lagu sampai kepada
kalimat “... ada seekor nyamuk...” semua dalam keadaan siaga karena pas kalimat
“..hap lalu di tangkap...” maka terjadi keriuhan karena tangan kiri
menghidarkan tangkapan telapak tangan teman sebelah kiri, sementara tangan
kanan berusaha menangkap jari telunjuk kiri temannya. Bagi yang tertangkap di
suruh maju kedepan untuk memimpin menyanyikan lagu cicak di dinding dan apabila
ada temannya yang tertangkap lagi, maka posisi tersebut di gantikan temannya
tersebut. Makna dari sesi ini adalah bagaimana harus bisa mengelola kesempatan mengembangkan
kreatifitas dengan baik.
Sesi
ketiga adalah sesi memotivasi diri. Instruktur membagikan buah
kentang dan sedotan plastik kepada setiap peserta. Instruksinya adalah menusuk
kentang dengan sedotan minuman plastik sampai tembus. Peserta nampak antusias
mencoba melobangi kentang dengan sedotan plastik tersebut dan akhirnya ada
peserta yang berhasil menusukan sedotan sampai menembus kentang, disusul oleh
peserta yang lainnya.
Yang belum berhasil semakin semangat mencoba, bahkan ada
beberapa peserta yang minta sedotan tambahan karena sedotan pertama sudah
lembek tidak bisa digunakan. Yang lucu adalah yang belum berhasil menembus
sepenuhnya karena mungkin prustasi maka menusukan sedotan diatas dan bawah yang
nampak seolah-olah menembus kentang sepenuhnya.
Coba bayangkan kentang yang
kelihatannya keras dan nampak tidak mungkin ditembus sampai bolong oleh sedotan
minuman plastik yang lembek tapi akhirnya bisa dilubangi dengan sempurna. Makna
dari permainan ini adalah bahwa yang awalnya dianggap tidak mungkin ketika
dicoba dengan sepenuh hati akhirnya bisa berhasil.
Sesi
keempat merupakan sesi menjadi guru efektif. Sesi ini dimulai dengan narasi
tentang cerita guru Thompson dan muridnya teddy. Guru perempuan yang bernama Ibu
Thompson berjanji di hadapan seluruh murid kelas 5 bahwa dia akan memperlakukan
seluruh muridnya dengan perlakuan yang sama adil. Pada hari pertama dia
mengajar di barisan depan ada seorang siswa
yang duduk dengan seenaknya, siswa tersebut bernama Teddy. Ternyata Teddy tidak
bisa bermain dengan baik atau tidak bisa bersosialisasi dengan siswa yang lain sebab
baju yang dikenakannya nampak kumal dan kelihatan jarang mandi. Hal ini membuat
Ibu guru Thompson memberikan tanda khusus di Rapor Teddy dengan tinta merah
besar.
Ibu Thompson mengamati catatan
murid-muridnya mulai saat kelas satu sampai kelas empat dan mengamati cacatan
Teddy di giliran terakhir. Saat membaca catatan Teddy, Ibu Thompson sangat terkejut,
karena dalam catatan tersebut ia mendapati hal-hal yang diluar perkiraannya. Catatan
tersebut adalah sebagai berikut :
Menurut catatan Guru kelas satu, Teddy
memiliki prestasi cemerlang. Teddy selalu mengerjakan tugas-tugas sekolah
dengan baik, ia juga selalu ceria sehingga sangat disukai teman-temanya
Menurut catatan Guru kelas dua,
Teddy adalah murid yang sempurna sehingga disukai oleh seluruh temannya, namun
mulai jarang sekolah karena ibunya sakit stroke..
Menurut catatan Guru kelas tiga, ketika
ibunya meninggal, Teddy berusaha melakukan yang terbaik, namun ayahnya kurang
mendukungnya sehingga dapat mempengaruhi kehidupan Teddy selanjutnya.
Menurut catatan Guru kelas empat,
Teddy menjadi kurang tertarik ke sekolah, tidak memiliki banyak teman dan
terkadang tertidur ketika pembelajaran berlangsung.
Ibu Thompson baru menyadari
masalah yang dihadapi Teddy dan dia merasa malu terhadap dirinya sendiri. Pada hari
Natal murid-murid Ibu thompson memberikan hadiah dan tidak terkecuali Teddy,
namun Hadiah dari Teddy nampak kumal dan dibungkus dengan kertas coklat. Ibu Thompson
dengan terharu membuka kado Tedy ditengah-tengah kado yang lain. Anak-anak tertawa
ketika melihat gelang batu yang beberapa batunya hilang, dan satu botol parfum yang
isinya tinggal setengah. Ibu Thompson menyuruh murid-murid diam dan berkata
bahwa gelang pemberian Teddy sangat indah sambil mengoleskan parfum pemberian
Teddy di pergelangan tangannya.
Pada saat waktunya pulang
sekolah, Teddy nampak belum juga pulang, selanjutnya Teddy berkata pada Ibu
Thompson bahwa hari ini bau wangi Ibu Thompson seperti ibu saya. Setelah semua
siswa pulang, Ibu Thompson menangis
hampir satu jam.
Setelah kejadian itu Ibu Thompson
memberi perhatian khusus kapada Teddy, sehingga pada akhir tahun, Teddy menjadi
anak terpandai di kelas, namun dalam hati ibu Thompson menyadari bahwa telah
melanggar janjinya untuk memperlakukan murid sama adil.
Setelah Teddy lulus dari sekolah
dasar, Teddy mengirim surat kepada Ibu Thompson yang isinya menyatakan bahwa ibu Thompson adalah guru terbaik yang pernah dimiliki
sepanjang hidup Teddy.
Setelah menamatkan SMA, Teddy
mengirimi surat kepada ibu Thompson yang isinya sam menyatakan bahwa ibu
Thompson adalah guru terbaik yang pernah dimiliki sepanjang hidup Teddy.
Empat tahun berikutnya, ia
menerima surat yang lain, mengatakan bahwa saat orang memikirkan banyak hal, ia
tetap tinggal di sekolah dan mempertahankannya, dan segera lulus dari akademi
dengan penghargaan tertinggi. Dia meyakinkan Ny.Thompson, bahwa dia tetap guru
yang disukai dan paling baik yang pernah dimiliki sepanjang hidup Teddy.
Empat tahun kemudian datang lagi
surat dari Teddy yang menyatakan dia telah lulus kuliah dan menjadi sarjana,
dan bermaksud melanjutkan kembali kuliahnya ke jenjang yang lebih tinggi.
Dalam
surat tersebut Teddy menyatakan bahwa Ibu Thompson adalah guru yang paling dia
suka dan paling baik yang pernah ada dalam sepanjang hidup Teddy.
Teddy mengirim surat lagi dan
mengatakan bahwa ia bertemu dengan seorang gadis dan berencana untuk menikahi
gadis tersebut. Teddy berharap Ibu Thompson menghadiri pernikahannya dan duduk
di kursi yang biasanya disediakan untuk ibu pengantin sebab ayahnya telah
meninggal beberapa tahun yang lalu.
Pada hari pernihan Teddy, Ibu Thompson
memakai gelang batu yang beberapa batunya telah hilang dan memakai parfum yang selalu
diingat Teddy ketika dipakai ibunya pada saat Natal ketika masih hidup.
Keduanya saling berpelukan, dan
Dr. Teddy berbisik kepada Ibu guru Thompson, "Terima kasih Ibu Thompson
telah mempercayai saya. Terima kasih karena Ibu telah membuat saya merasa
begitu penting dan dapat mendorong saya membuat perubahan dalam diri saya
sendiri."
Dengan berlinang air mata Ibu Thompson,
Ibu Thompson berbisik, "... semua yang kamu katakan keliru. Sebenarnya kamu
adalah orang yang telah mengajari bahwa aku dapat membuat perubahan. Aku
sungguh-sungguh tidak tahu bagaimana caranya mengajar sampai bertemu kamu."
Makna dari kisah ini adalah guru
bisa memotivasi perubahan pada diri anak didiknya, dan harus mampu
memperlakukan siswa-siswi nya dengan perlakuan yang adil.
Training
Hari Kedua : Memahami Diri Dan Orang Lain, Serta Mengembangkan Kreativitas
Pada hari kedua training dimulai
dengan instruktur meminta setiap perwakilan kelompok memberikan review tentang
sesi kemarin. Kemudian dilanjutkan dengan sesi berikutnya dengan permainan
kerang dan tiram. Dimana sang instruktur membacakan narasi dan ketika sampai
pada ada ..kerang ...maka peserta
Sesi selanjutnya adalah peserta
di minta membentuk empat barisan dengan panjang barisan sama panjang. Dari
empat baris tersebut di bentuk menjadi dua kelompok yang setiap kelompoknya
serdiri dari dua baris. Setiap kelompok di bawah komando seorang instruktur
yang bertugas memperlihatkan catatan yang berisi 2 kata yang harus diperagakan
oleh salah seorang peserta yang berdiri di barisan paling belakang. Ya
permainannya seperti yang ada di acara tv “komunikata” dan permainan tersebut
cukup mengasyikan juga. Makna dari sesi ini adalah perlunya menerjemahkan
sebuah instruksi atau pesan dengan baik dan cerdas sehingga kalau instruksi
atau pesan tersebut disampaikan kepada orang lain tidak terjadi distorsi atau
bias.
Sesi pandangan terhadap orang
lain dan siswa, peserta diminta membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari
4 orang, selanjutnya instruktur memberikan satu paket kartu yang didalamnya ada
4 buah kartu dengan nama masing masing kartu adalah kartu matahari, rumput,
api, dan langit. Peserta di persilakan memberikan tanda ceklist pada lembar
pilihan yang disediakan sesuai dengan pilihan yang ada pada kartu. Pada lembar
pilihan apabila sesuai beri tanda chcklist, jika tidak beri tanda titik atau
kosongkan.
Selanjutnya masih menggunakan
empat kartu tersebut namun yang melakukan penilaian adalah teman, penilaian
dilakukan secara silang berpasangan.
Sesi
terakhir pada hari kedua ini sesi kreatifitas II yaitu
bagaimana menciptakan lingkungan kreatif. Seluruh peserta diminta membentuk
kelompok dengan anggota tiap kelompok terdiri dari delapan orang. Setiap orang
dalam kelompok tersebut diminta menyumbang tiga kata depan, tiga kata sifat,
tiga kata kerja.setelah terkumpul dari semua kata tersebut dijadiakan puisi.
Setiap
kelompok terlihat sangat kompak dan kreatif membuat puisi dari pembendaharaan kata
kata yang dikumpulkan dari tiap-tiap anggota. Mulai dari judul sampai dengan
isi puisi terasa begitu unik, kadang nyeleneh, dan cukup kreatif. Setelah
selesai setiap kelompok diwakili oleh pembaca puisi dan peraga
mempresentasikannya. Suasana penuh dengan kekaguman dan gelak tawa karena
kelucuan tercipta dengan sendirinya tanpa dibuat-buat.
Makna dari sesi ini
adalah guru dituntut bisa kreatif memanfaatkan situasi dan kondisi yang ada
untuk bisa membina suasana kelas dalam keadaan kondusif dan nyaman untuk siswa
belajar.
Hari ketiga yang merupakan hari
terakhir semua kegiatan dilaksanakan outdoor, semua peserta berbaris dilapangan
dan sesuai instruksi membentuk lingkaran dan berhitung dari satu sampai empat.
Kemudian membentuk barisan sesuai angka yang disebutkan pada saat dalam
lingkaran, yang menyebut angka satu bergabung membentuk barisan dengan semua
peserta yang menyebut angka satu. Begitupun dengan yang menyebut angka 2, 3 dan
empat sehingga terbentuk menjadi empat barisan.
Permainan sesi 1 ini adalah
memindahkan bola tenis dari peserta yang berdiri dibaris terdepan sampai kepada
peserta pada baris yang belakang. Cara memindahkan bola bukan menggunakan
tangan melainkan menggunakan leher atau dagu dan bahu. Cukup kocak juga
pemrmainan memindahkan bola dengan dagu dan bahu ini karena diperlukan
konsentrasi penuh dan kerjasama dari kedua peserta yang sedang memeindahkan
bola tenis.
Makna dari aktivitas ini adalah bahwa sesuatu kegiatan yang tidak
mungkin dilaksanakan tetapi dengan konsentrasi dan kerjasama yang total
akhirnya pekerjaan yang sulit dan mungkin dirasa mustahil dilaksanakan akhirnya
dapat selesai dengan baik. Cara memahami keragaman melalui permainan ini
tercipta keakraban dan kerjasama yang sebelumnya kemungkinan belum tearcipta
antar peserta dengan sebab perbedaan latar belakang, cara pandang dan usia.
Sesi selanjutnya sesi mengelola
keragaman melalui permainan catur jawa, dalam sesi permainan catur jawa terdiri
dari 6 kelompok. Dalam permainan ini adalah kuncinya adalah dituntut kerjasama
dan penerapan strategi yang cerdas sehingga mampu memenangkan permainan.
Sesi
terakhir adalah pementasan sosio drama dengan pemeran seluruh peserta
pelatihan. Peserta dibagi enam kelompok sesuai dengan kelompok pada saat
permainan catur jawa dan diberi waktu selama 30 menit untuk membuat skenario
dan latihan pementasan sosio drama tersebut. Setiap peserta masuk ruangan
berbeda untuk berembug mempersiapkan tema, berbagi peran dan berlatih.
Akhirnya tiba waktu untuk
pementasan, supaya adil maka untuk penentuan urutan kelompok yang tampil
ditentukan melalui pengundian.
Pada saat penampilan setiap
kelompok, 5 kelompok menampilkan sosio drama tentang situasi pada saat proses
belajar, dan satu kelompok menampilkan tentang tema ice breaking. Salah satu kelompok
yang memilih sosio drama dengan tema situasi pada saat proses belajar menampilkan
parodi tentang bagaimana seorang siswa yang pada masa sekolah dasar terkenal
badung, namun ketika sudah dewasa dia berhasil menjadi guru teladan. Dia
mengajar mata pelajaran yang dulu sewaktu sekolah dasar notabene merupakan mata
pelajaran yang dia tidak sukai.
Makna dari sini adalah jangan underestimated atau memandang rendah siswa yang seperti di gambarkan di
sosio drama tersebut atau di cerita tentang Ibu Thompson dan Dr. Teddy, sebab
mereka memiliki perilaku tersebut ada faktor penyebabnya. Tugas pengajar adalh
mencari tahu penyebab anak didik berbuat atau berperilaku seperti itu, dan mencoba mngarahkan dengan memberi motivasi
perubahan ke arah yang lebih baik.
Tidak terasa kegiatan pelatihan
telah usai, semua kegiatan telah dilaksanakan sesuai jadwal walau hanya 3 hari
tapi cukup menyenangkan dan menambah wawasan yang akan dijadikan bekal membina
peserta didik di dalam kelas. Pelatihan ini seharusmya dilakukan selama 10 hari
kalau ingin semua nya sesuai dengan kurikulum Teacher Quality Improvement namun karena keterbatasan waktu hanya bisa
dilaksanakan 3 hari.
Bisa dibayangkan kalau dilaksanakan sepuluh hari berarti
peserta didik tidak belajar di dalam kelas selama 10 hari. Sebenarnya pada saat
guru selama tiga hari melaksanakan Pelatihan Teacher Quality Improvement, sementara peserta didik ditugaskan
untuk melakukan observasi ke lapangan.
Apa
Yang Diperoleh Selama In House Training Teacher Quality Improvement?
Tidak seperti ketika mengikuti
pelatihan yang bersifat teknis dan rutin biasanya perasaan ngantuk dan jenuh
sering hinggap, tetapi pada pelatihan kali ini mulai dari sesi awal sampai sesi
akhir hampir selalu dalam suasana perasaan enjoy alias menyenangkan. Jadi makna
dari pelatihan TQI ini adalah bagaimana membuat peserta didik ketika proses
belajar berlangsung merasakan suasana yang menyenangkan dan tertantang untuk mempelajari lebih dalam
materi pelajaran yang sedang dipelajari.
Hal tersebut diatas bisa
terlaksana sesuai harapan apabila sang guru sudah mengenal, memahami dan mampu
mengelola dirinya sendiri sehingga
keragaman peserta didik bisa merupakan aset untuk di manage sesuai amanat kurikulum yaitu membentuk manusia seutuhnya.
Di daerah pemerataan pendidikan dan tenaga pendidik masih jauh dari kata baik. Masih banyak ketimpangan tapi dibiarkan
ReplyDelete